Carpal Tunnel Syndrome

Apa itu Carpal Tunnel Syndrome (CTS)? Benarkah pekerja industri hingga kantoran lebih rentan mengalami CTS? Dapatkah CTS disembuhkan? Bagaimana pencegahannya?

Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan jenis penyakit cummulative trauma disorders (CTD) yang menyebabkan jari tangan mengalami sensasi kesemutan, mati rasa, atau nyeri. Bagian jari tangan yang paling sering terpengaruh adalah ibu jari, jari tengah, dan telunjuk. Gejala biasanya akan berkembang secara perlahan dan bertambah parah pada malam hari.

National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) mengindikasikan bahwa pekerjaan yang menyangkut gerakan berulang, penggunaan alat bergetar, atau postur tekanan pergelangan lainnya dapat menyebabkan CTS. Pekerja perakitan, pengolahan makanan, kasir, pekerja konstruksi, dan pekerja industri merupakan deretan pekerjaan yang berisiko tinggi mengalami CTS.

Menurut data American Academy of Orthopaedic Surgeons tahun 2007, kejadian CTS di Amerika Serikat diperkirakan 1-3 kasus per 1.000 orang terjadi setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia, angka penderita CTS akibat kerja belum diketahui karena masih sedikit diagnosis penyakit akibat kerja yang dilaporkan dikarenakan berbagai hal, salah satunya sulitnya diagnosis.

CTS termasuk jenis CTD yang paling cepat menimbulkan kelainan pada pekerja, berupa gangguan sensorik yang menyebabkan nyeri, dapat pula membatasi fungsi-fungsi pergelangan tangan dan tangan sehingga membuat pekerja jadi tidak terampil dalam melakukan pekerjaannya.

Sedangkan dari sisi perusahaan, gangguan ini menimbulkan kerugian akibat menurunnya produktivitas, pengeluaran biaya pengobatan dan pembayaran ganti rugi karena kecacatan yang dialami pekerja. Biro Statistik pekerja di Amerika Serikat mencatat lebih dari 60 persen klaim ganti rugi yang diterima berhubungan dengan kelainan pergelangan tangan dan tangan termasuk CTS.

Bagaimana pekerja bisa mengalami CTS?

Carpal tunnel (terowongan karpal) terdapat di bagian sentral pergelangan tangan, di mana terowongan ini di kelilingi oleh tulang-tulang pergelangan tangan di bagian bawah dan jaringan ikat (ligamen) yang melintang di atasnya. Di dalam terowongan ini terdapat saraf median yang berfungsi untuk memberikan sensasi perasa atau sentuhan pada telapak ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan setengah jari manis.

Selain itu, saraf median juga memberikan tenaga pada otot tangan untuk menjepit atau mencubit benda oleh ibu jari dan ujung-ujung jari lain. Di dalam terowongan, terdapat pula tendon yang berfungsi untuk menggerakan jari. Ketika terjadi pembengkakan pada saraf, tendon atau keduanya akibat gerakan berulang, penekanan pada pergelangan tangan atau penyebab lainnya, saraf median akan tertekan sehingga memperlambat penyaluran saraf yang melalui terowongan karpal.

Kondisi ini mengakibatkan carpal tunnel syndrome. Penderita biasanya akan mengalami nyeri, mati rasa atau kebas, kesemutan, rasa geli di pergelangan tangan, tangan, dan jari-jari selain kelingking.

Apa saja gejala CTS yang harus diwaspadai pekerja?

Pada tahap awal, umumnya gejala yang dirasakan hanya berupa gangguan sensorik saja. Gangguan motorik hanya terjadi pada keadaan yang berat. Gejala-gejala CTS di antaranya:
– Parestesia, yakni sensasi kesemutan, tertusuk, atau terbakar pada tangan
– Mati rasa (numbness)
– Rasa seperti tersengat aliran listrik (tingling) pada jari
– Nyeri di tangan, dirasakan lebih berat pada malam hari
– Nyeri akibat pembengkakan semakin terasa ketika memutar atau menggerakkan tangan dengan cepat
– Tangan terasa lemas dan hilang keseimbangan, terutama pada pagi hari
– Rasa sakit menjalar ke tangan atau lengan sampai pundak
– Perasaan pembengkakan pada jari-jari tangan.
Gejala bisa terjadi pada salah satu atau kedua tangan sekaligus, namun pada kebanyakan kasus, CTS dapat memengaruhi kedua tangan.

Apa yang menjadi penyebab CTS?

CTS dapat terjadi karena saraf median yang tertekan atau terhimpit. Meski pada kebanyakan kasus CTS, penyebab tertekannya saraf median ini belum diketahui, namun ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko seseorang menderita CTS, di antaranya:
– Gerakan tangan berulang dengan kontraksi yang kuat, seperti aktivitas pertukangan, pekerjaan perakitan, penggunaan komputer, dll.
– Penggunaan tangan yang kuat, terutama bila berulang-ulang
– Konstan dalam mencengkeram atau menggenggam benda
– Penggunaan alat-alat bergetar (gerinda, pneumatic hammer, chainsaw, dll.) secara terus menerus dalam jangka waktu lama
– Sarung tangan karet yang sempit, menyebabkan tekanan jaringan lunak pada pergelangan tangan
– Tekanan biasa atau intermittent (terputus-putus) pada pergelangan tangan
– Postur tubuh atau posisi tangan yang buruk saat bekerja
– Teknik atau metode kerja yang buruk
– Jarang beristirahat dalam bekerja
– Melakukan aktivitas tertentu untuk jangka waktu yang lama
– Faktor intrinsik, antara lain kehamilan, memiliki penyakit (atritis, diabetes, atau kondisi medis lainnya), kegemukan (obesitas), gaya hidup tidak sehat, stres, adanya riwayat keluarga, cedera pada pergelangan tangan, jenis kelamin dan usia.

Apakah penggunaan komputer rutin bagi pekerja kantoran bisa mengakibatkan CTS?

Disorders BMC Musculokeletal menyatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan komputer atau pekerjaan berulang-ulang dengan kekuatan rendah lain dapat mengakibatkan CTS. Posisi pergelangan tangan tertentu memang memberikan tekanan pada carpal tunnel, tapi peningkatan tekanan ini tidak termasuk kategori bahaya.

Sebuah penelitian di Jerman yang diterbitkan dalam Deutsches Aerzteblatt International juga menemukan bahwa penggunaan komputer tidak meningkatkan risiko CTS. Meski begitu, gerakan berulang saat penggunaan komputer (kegiatan mengetik) mungkin akan menimbulkan cedera tangan lainnya jika dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.

Apakah CTS dapat disembuhkan?

Pada umumnya, CTS dapat dicegah dan disembuhkan, terkadang tanpa adanya pengobatan khusus. Bila Anda merasakan gejala CTS yang ringan dan sedang, segera tangani dengan cara membalut pergelangan tangan dengan papan kecil. Pembalutan tangan ini bertujuan untuk meminimalisasi gerakan yang dapat memicu penekanan saraf median, terutama gerakan menekuk pergelangan tangan ke arah dalam.

Jika pembalutan tangan kurang efektif, dokter biasanya akan merekomendasikan pengobatan lain, seperti memberikan suntikan kortikosteroid atau tindakan operasi. Tergantung tingkat keparahan penyakit CTS yang diderita.

Tindakan pencegahan apa yang sebaiknya dilakukan pekerja?

Upaya pencegahan yang perlu dilakukan adalah menerapkan prinsip-prinsip ergonomi pada pekerjaan, peralatan kerja, dan lingkungan kerja. Berikut beberapa langkah pencegahan CTS yang perlu Anda lakukan:
– Menggunakan bantuan mekanis atau dengan otomatisasi mesin untuk mengurangi gerakan berulang
– Melakukan rotasi kerja pada jangka waktu tertentu, misalnya merotasi pekerja pada tugas dengan risiko berbeda
– Penyesuaian peralatan kerja seperti penyesuaian peralatan yang ergonomis agar tangan dalam posisi natural saat bekerja dan meminimalkan posisi kaku pada pergelangan tangan
– Perancangan alat dan tugas sedemikian rupa untuk mengurangi efek beban tenaga pada pergelangan tangan, misalnya saat menggenggam atau menjepit dengan kuat. Perancangan alat kerja contohnya tinggi meja kerja yang dipakai sesuai dengan ukuran antropometri pekerja (dimensi tubuh manusia), penggunaan alat pemotong atau gunting yang tajam sehingga mengurangi beban pada pergelangan tangan dan tangan
– Memberi alas atau bantalan pada pegangan peralatan tangan yang digunakan dan atur ukuran pegangan peralatan sehingga nyaman saat digenggam dan agar tekanan mekanis merata ke permukaan tangan, tidak hanya pada telapak tangan
– Mengurangi paparan getaran pada alat-alat bergetar dengan memasang alat peredam getaran
– Modifikasi tata ruang kerja untuk memudahkan variasi gerakan
– Melakukan latihan pada tangan dan pergelangan tangan yang sederhana selama 4-5 menit setiap jam. Peregangan dan latihan isometrik dapat memperkuat otot pergelangan tangan dan tangan, leher, serta bahu dan melancarkan peredaran darah di daerah tersebut
– Memberlakukan periode istirahat saat bekerja dan memodifikasi pekerjaan/ mengubah metode kerja
– Memilih sarung tangan khusus yang terbuat dari karet elastis agar dapat menyangga dan membatasi gerakan pergelangan tangan. Pilihlah yang sesuai dengan ukuran tangan Anda, tidak terlalu longgar atau sempit
– Memberikan pelatihan kepada pekerja tentang penyebab, gejala dini, dan pencegahan CTS.